Selasa, 19 November 2013

Maafpun Akan Membekas Luka


Sebuah kisah renungan,
Semo9a membuka mata hati kita untuk selalu mengucap kebaikan
--------------------------------------------------------------------------------------
Alkisah seorang anak selalu menyakiti orang lain dengan perkataannya saat dia marah. Sang Ayah yang tidak bisa membiarkan hal ini berlanjut pada suatu pagi yg cerah berkata pada anaknya,

" Wahai anakku, mari kita bermain sejenak di pagi yg indah ini. Anak itu bingung dan bertanya "permainan apakah itu Ayah???". Sang Ayah lantas menjawab, " Lihatlah pohon di halaman belakang rumah kita, dan aku ingin menantangmu melakukan sesuatu yg sulit engkau lakukan".

Anak itu diam dan bingung atas permintaan ayahnya. Melihat anaknya terdiam maka sang ayah melanjutkan "Jika engkau mampu menahan amarah dan mulutmu saat marah satu kali, maka tancapkanlah sebuah paku pada pohon itu, Apakah kau sanggup???" sang anak pun menyetujui

Dengan berat hati dan sejak hari itu setiap ia mampu menahan perkataannya, dia menancapkan paku di pohon tersebut. Alhasil pohon itu penuh dengan paku yang ia tancapkan.

Lalu sang Ayah berkata "Wahai Anakku, mari kita perbaharui perjanjian kita. Sekarang jika kau meminta maaf kepada semua orang yg penah kau sakiti, maka cabutlah sebuah paku dari pohon itu".

Sang anak dengan antusias menyetujuinya dan mulai melakukan tugasnya. Dia meminta maaf kepada setiap orang yang pernah disakitinya. Alhasil pohon itu bersih dari setiap paku yg pernah menancap. Sang anak pun dengan bangga menunjukkan pada ayahnya bahwa dia berhasil dan telah berubah menjadi orang yg lebih baik.

Tapi sang Ayah hanya tersenyum kecil dan berkata dengan bijak.
"Lihatlah anakku, pohon itu berlubang karena paku yg kau tancapkan persis seperti hati orang2 yang kau tancapkan dengan Kata2 tajammu, dan perhatikan wahai anakku. Setelah kau menarik kata2 mu layaknya mencabut sebuah paku dari pohon itu, pohon itu tetap berlubang. Hati mereka akan selalu terluka Anakku, seperti batang pohon yng berlubang itu.

maka jadilah manusia yang lebih baik agar drimu terlepas dari siksa neraka". Sang anakpun akhirnya terdiam dan lebih menjaga lisannya.


http://www.kaskus.us/showthread.php?p=206183139
----------------------------------------------------------------------------------------

Sudahkah engkau menjaga lisanmu Ikhwahfillah? Tiap helai kata terucap, untai kata yg kau lontarkan pada saudaramu, sudahkah kau fikirkan apakah untaian itu akan menyakiti saudaramu?
Ataukah sekedar canda tawamu kecilmu, namun menyinggung perasaan saudaramu . .

Ikhwahfillah,
Lidah itu tajam laksana pedang bahkan ia adalah pedang bermata dua. Jika luka tersayat pedang tidaklah susah untuk diobati namun luka itupun sekiranya akan membekas erat . . Hati pun demikian, hati yang terluka ditikam kata-kata kemana kan dicarikan penawarnya.?
Meski kata maaf terucap, akankah mengembalikan hati yg tlah tersayat?
Entah berapa banyak persaudaraan terputus ditebas lidah . .
Na'udzubillah . .

Ikhwahfillah,
Seorang muslim, ketika dia hendak berbicara, ia menimbang apakah berguna atau tidak? Jika tidak berguna dia memilih diam. Jika ternyata berguna dia menimbang lagi .. Apakah jika dia diam manfaatnya lebih besar dari pada berbicara.?
Perkataannya selalu menyejukkan saudaranya, tiap helai terucap adalah salam perdamaian darinya, untai makna yg terungkap adalah do'a untuk saudara-saudaranya . .
Sudahkah kita menjadi saudara terbaik untuk saudara-saudara kita?

Dari ibnu Abbas Rosulullah bersabda, "Sahabat yang baik yaitu dgn melihatnya kamu menjadi ingat kepada Allah, ucapannya menjadikan amalanmu bertambah, dan amal perbuatannya mengingatkanmu akan akhirat.

Semo9a Allah menjaga kita dari perkataan yg sia-sia, yg kerap kali menyakiti saudara-saudara kita . .
Semo9a Rahmat-Nya selalu menyelimuti kita, hingga setiap gerak dalam hidup kita merupakan rahmat untuk seluruh alam . .

Wallahu a'lam bisshawab

1 komentar:

  1. luka akan membekas biarpun dari luar terlihat baik-baik saja.. nice story... ditunggu kunjungannya diblog Cara Terindah

    BalasHapus